BERBICARA MENGENAI anak Allah, perlu kita meninjau Yohanes 1:12. Bagi
mereka yang percaya, diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah. Kuasa
itu dari teks aslinya exousia (ἐξουσία) yang artinya hak istimewa yang
membuat seseorang memiliki fasilitas untuk bisa menjadi anak Allah.
Fasilitas itu adalah pemeliharaan Tuhan, Roh Kudus, Firman dan
penggarapan intensif Allah atas orang yang mengasihi Dia.1 Jadi kuasa
itu tidak otomatis membuat seorang Kristen menjadi anak Allah. Tetapi
kuasa itu diberikan supaya kita menjadi anak Allah. Jadi kalau seseorang
tidak memanfaatkan kuasa itu, maka seseorang tidak pernah menjadi anak
Allah. Menjadi anak Allah berarti berkarakter seperti Allah; Like father
like son. Panggilan sebagai orang percaya hanya ini: Menjadi serupa
dengan Bapa.2 Tentu saja orang yang tidak memiliki karakter seperti bapa
tidak pantas menyebut dirinya sebagai anak Allah. Ciri dari orang
Kristen yang sah sebagai anak Allah adalah ketika seseorang memiliki
karakter Bapa. Oleh sebab itu hendaknya kita tidak sembarangan menunjuk
seseorang sudah menjadi anak Allah.
Jadi, pada waktu seseorang
dengan mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia diberi kuasa atau
hak supaya menjadi anak Allah. Ini belum tentu membuat dia sudah sah
sebagai anak Allah (Yun. huios). Ia masih berstatus nothos yang artinya
anak yang belum atau tidak sah. Jika kemudian ia memanfaatkan kuasa atau
hak itu, maka ia akan bertumbuh menjadi anak Allah yang sah. Jika
tidak, maka ia tidak akan bertumbuh. Ciri dari nothos adalah tidak mau
dihajar dan diajar Bapa.3 Dalam hal ini respon seseorang terhadap
keselamatan yang Tuhan berikan sangat penting artinya. Tanpa respon,
seseorang tidak akan menjadi anak Allah yang sah. Itulah sebabnya Tuhan
Yesus berkata: “Berjuanglah melalui pintu yang sesak”.4 Paulus juga
berkata: “Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”.5 Semua itu
tidak boleh diperhitungkan sebagai jasa seolah-olah seseorang bisa
menjadi anak Allah sebagai hasil usahanya. Usaha manusia bagaimana pun
kerasnya, tidak bisa menyelamatkan dirinya tanpa salib Kristus, jadi
usaha untuk disahkan sebagai anak Allah hanyalah respon terhadap
keselamatan yang Tuhan sediakan. Ini adalah tanggung jawab yang harus
dipenuhi oleh setiap orang Kristen.
Alkitab menulis bahwa semua
orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.6 Kata menerima di dalam
teks ini, bahasa aslinya adalah elabon (ἔλαβον) dari akar kata lambano
(λαμβάνω) yang selain berarti menerima (to accept), juga berarti to get
hold of (berpegang tetap). Kata ini bisa menimbulkan berbagai
penafsiran. Tetapi pada umumnya banyak orang Kristen berpikir bahwa
kalau mulutnya sudah mengaku Yesus adalah Tuhan dan hatinya merasa
percaya, berarti ia sudah menerima Dia. Kemudian ia merasa bahwa dirinya
sudah selamat. Ini tidak benar. Pertanyaan yang patut dilontarkan
adalah apakah Tuhan Yesus sudah merasa dan mengakui bahwa orang tersebut
telah menerima Dia? Ingat, banyak orang merasa sudah mengenal Tuhan
Yesus dan merasa pasti diterima oleh Dia, ternyata ditolak.7
Hendaknya kita tidak menyederhanakan kata “menerima” dalam Yohanes 1:12
ini. Sebagai ilustrasi, apakah kalau seorang mempelai wanita berkata
kepada mempelai pria: Aku menerima engkau sebagai suamiku, berarti
wanita itu telah menerima suaminya? Apakah janji nikah dalam lima detik
menjadi ukuran penerimaannya? Tentu tidak, tetapi tahun-tahun panjang
dalam hidupnya akan membuktikan apakah wanita itu menerima pria tersebut
sebagai suaminya secara benar atau sebaliknya. Demikian pula ketika
seseorang dalam suatu kebaktian kebangunan rohani atau dalam pelayanan
pribadi menyatakan bahwa ia mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat. Hal ini bukan berarti bahwa ia telah menerima Tuhan Yesus
dengan benar. Perjalanan kekristenannya yang akan menentukan. By-(truth)
Amin Tuhan Yesus Memberkati Shalom.
1) Ibrani 12:9 ; 2) Kejadian
2:7 ; 3)Yakobus 4:5 ; 4) Pengkotbah 12:7 ; 5) Yakobus 4:1-4; 6) Roma
3:23 ; 7) Kejadian 4:7 ; 8) Kejadian 6:1-2; 9)Kejadian 6:2 ; 10)Yohanes
1:11-13
Sumber : Group FB Belajar Alkitab (TS. sdr. Soewarno Almasih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar