Kamis, 17 Maret 2016

KEGIATAN GEREJA TIDAK MENDEWASAKAN


 Dengan berusaha menyenangkan hati Tuhan setiap saat melalui segala hal dan dalam segala situasi, seseorang mengembangkan kodrat ilahi. Menyenangkan hati Tuhan tidak cukup dengan melakukan hukum-hukum-Nya, tetapi mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, serta melayani atau memuaskan-Nya dengan melakukan semua ini dengan segenap hati. Maka kita harus berusaha mensinkronkan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Proses sinkronisasi ini menjadi pembiasaan yang dapat berdampak signifikan dalam kehidupan orang percaya. Pembiasaan ini harus dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat. Tanpa disadari ia telah bergumul untuk mengenakan “jubah atau pakaian Tuhan”.


Inilah yang dimaksud oleh Paulus dalam tulisannya: kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.1 Dengan demikian sangatlah jelas, bahwa untuk dapat mengenakan kodrat Ilahi, dibutuhkan sebuah proses pembiasaan terus menerus untuk menyenangkan hati Tuhan.
Sebaliknya, kalau seseorang hanya hidup untuk menyukakan dirinya sendiri, maka ia semakin menjadikan dirinya sama dengan dunia ini, sebab kesenangan dan selera manusia sudah dicemari oleh selera dunia dan apa yang dipikiran manusia bukanlah apa yang dipikirkan oleh Tuhan.2 Orang yang sibuk menyenangkan diri sendiri dengan segala sesuatu yang dipandangnya dapat membahagiakan dirinya adalah orang yang menutup pintu hidupnya untuk diubah oleh Tuhan. Apa yang dilakukan menjadi batu sandungan atau hambatan dan gangguan bagi Tuhan untuk menyelamatkan atau mengubahnya menjadi manusia Allah. Orang-orang ini tidak akan pernah tahu rencana Allah dalam hidupnya, yaitu membangun kodrat Ilahi dalam hidupnya. Ia merasa sedang dalam rencana Allah, padahal ia hidup dalam rencananya sendiri. Ironinya, ia merasa sedang bertumbuh dalam kedewasaan rohani yang baik. Khususnya hal itu terjadi atas mereka yang sibuk dengan kegiatan gereja.
Orang yang berpikir bahwa kegiatan rohani (kegiatan gerejani) bisa membangun kodrat Ilahi adalah orang bodoh. Kalau ia seorang pendeta, maka pasti khotbahnya juga tidak bermutu sama sekali. Biasanya pendeta-pendeta seperti ini akan mendorong orang-orang atau jemaat rajin bergereja, bahkan aktif dalam kegiatan pelayanan gereja hanya karena supaya kegiatan pelayanan gereja dapat berjalan dengan baik. Kalau mereka berduit, maka pendeta yang tidak mengenal kebenaran akan berusaha membawanya masuk ke dalam pusat kegiatan pelayanan gereja. Padahal dirinya belum tahu apakah orang itu lebih akan menjadi Petrus atau Yudas. Bukan tidak mungkin orang tersebut menjadi sukses dalam kegiatan pelayanan gereja dan menduduki posisi penting, tetapi tidak sukses dalam proses menjadi manusia Allah yang berkodrat Ilahi. Orang-orang seperti ini menjadi pajangan di dalam gereja, tetapi tidak pernah menjadi pajangan dalam Rumah Bapa nanti sebagai anggota keluarga Allah.
Sementara aktif dalam kegiatan pelayanan pekerjaan Tuhan di lingkungan gereja, tidak sedikit orang percaya (baca: pendeta) yang tidak semakin mengenakan kodrat Ilahi. Ironinya, mereka merasa dirinya sudah ada di jalur yang benar dan sedang bertumbuh dalam Tuhan. Ini adalah penyesatan yang sangat cerdas dari kuasa kegelapan yang memenjara banyak orang Kristen agar tidak bertumbuh secara benar. Mereka merasa sedang ada di jalur yang benar, merasa semakin bertumbuh dalam kerohaniaannya, sebab semakin cakap dan sukses dalam kegiatan gereja, tetapi sebenarnya pertumbuhan mereka tidak normal dan salah.
Pelayan-pelayan jemaat seperti di atas ini merasa sudah memilih Tuhan dan merasa puas dengan kehidupan Kekristenan yang dimilikinya, tetapi sebenarnya belum memilih Tuhan dan masih hidup secara duniawi. Orang-orang seperti ini tentu tidak memiliki kerinduan untuk “moving to the next level”. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa kehausan dan kelaparan akan kebenaran seperti yang dimaksud Tuhan Yesus dalam Matius 5. Bagi para rohaniwan dan aktivis gereja, kehausan mereka diganti dengan keinginan dan visinya dalam menambah jumlah jemaat, banyaknya cabang gereja, banyaknya dan besarnya kegiatan KKR dengan berbagai kehebohannya. Bagi jemaat biasa, kehausannya ditujukan kepada fasilitas hidup ini, bagaimana memiliki lebih banyak atas apa yang dunia sediakan. Semakin memiliki banyak kekayaan dan fasilitas dunia ini, ia berpikir akan semakin bahagia dan hidupnya lengkap. Mereka sesat. (Truth) Amin Selamat HARMING Tuhan Yesus Memberkati Shalom.
1) Roma 13:14; 2) Matius 16:23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar