KALAU ALKITAB berbicara mengenai “kematian dari manusia lama” hal itu
menunjuk kepada kesediaan untuk meninggalkan sama sekali cara berpikir,
pola hidup dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Seperti bangsa Israel diperintahkan untuk menumpas bangsa-bangsa di
Kanaan, demikian pula kita harus menumpas semua pola berpikir dan gaya
hidup yang masih memuat unsur-unsur kafir. Toleransi yang dilakukan oleh
bangsa Israel terhadap sebagian penduduk Kanaan menjadi penyebab
pengaruh kafir masuk dalam kehidupan umat Tuhan.
Oleh sebab itu orang
percaya tidak boleh berhenti mengalami pembaharuan pikiran seperti yang
dinasihatkan oleh Paulus.1 Target yang harus dicapai adalah “hidupku
bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”.2 Sampai taraf
ini orang percaya pantas mendapat pernyataan Paulus; bahwa kamu telah
mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.3
Telah mati berarti tidak lagi mengharapkan kesenangan dari dunia ini apa
pun bentuk dan caranya. Telah mati di sini berarti pula bersedia tidak
memiliki keinginan diri sendiri. Semua keinginan yang ada pada kita
harus untuk kepentingan Kerajaan Allah dan kesenangan hati Tuhan.
Kepentingan Kerajaan Allah adalah mengusahakan agar orang-orang dibawa
mengenal Tuhan Yesus dan kebenaran-Nya serta bisa bertumbuh menjadi
sempurna seperti Tuhan Yesus.
Dalam hal di atas ini orang percaya
harus menyediakan “bejana kosong” dan membuka diri untuk diisi oleh
Tuhan Yesus. Nyanyian “Mari masuk” bukan hanya berarti seseorang merasa
Tuhan Yesus telah masuk dalam hatinya, dan merasa telah berdiri di pihak
Tuhan dan memiliki keselamatan. Tetapi pernyataan agar Tuhan Yesus
masuk dalam hati berarti usaha keras untuk mengosongkan bejana hati dan
mempersilakan Tuhan Yesus memenuhi diri kita dengan pikiran dan
perasaan-Nya.4 Pikiran dan perasaan Tuhan terdapat pada kebenaran Firman
(logos) yang murni dan suara Tuhan (rhema) melalui pengalaman hidup
konkret yang dialami orang percaya. Semakin penuh bejana hati kita
dengan kebenaran Firman Tuhan maka seiring dengan itu semakin terbuang
semua konsep dan pola berpikir yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Melalui proses ini segala keinginan dan cita-cita kita yang tidak sesuai
dengan kehendak Allah dapat diluruhkan. Proses ini merupakan proses
mengalami kematian dari manusia lama kita.
Memang proses sampai
taraf “mati secara permanen” adalah proses yang panjang. Tetapi harus
dimulai dari sebuah kesediaan. Kesediaan itu adalah meninggalkan dunia
atau melepaskan diri dari segala milik.5 Kesediaan yang tulus
menunjukkan bahwa seseorang mengasihi Tuhan. Sejak itu seseorang akan
digarap Tuhan. Ia berhak mendapat penggarapan Allah melalui segala
keadaan atau peristiwa yang dialami.6 Tanpa kesediaan yang tulus atau
sikap hati yang mengasihi Tuhan dengan benar seseorang tidak akan
mengalami penggarapan Allah. Itu juga berarti proses keselamatan tidak
bisa berlangsung dalam kehidupan orang tersebut. Dalam hal ini respon
manusia sangat menentukan, sebab hanya orang-orang yang mengasihi Tuhan
yang akan mengalami proses keselamatan sehingga menjadi serupa dengan
Tuhan Yesus. Tuhan tidak akan menggarap orang yang tidak menghargai
kasih karunia-Nya.
Ajaran mematikan nafsu dan segala keinginan
semacam ini juga terdapat dalam berbagai agama. Mereka yang berani
melakukan hal ini akan menjadi orang-orang yang unggul luar biasa. Kalau
mereka sanggup melakukan mengapa kita tidak berani melakukan? Kita
bukan hanya mematikan nafsu dan segala keinginan artinya mengosongkan
diri belaka, tetapi kita mengosongkan diri untuk diisi oleh atau
dikuasai oleh Roh-Nya, sehingga kita bisa memiliki kepribadian seperti
Tuhan Yesus. Suatu hari bila kita berjumpa dengan Bapa, Ia akan
menemukan pribadi anak-Nya di dalam diri kita. Raksasa itu harus segera
dimatikan agar tidak menjadi sosok yang tidak pernah bisa ditumbangkan.
Faktanya banyak orang sampai taraf dimana raksasa dalam dirinya tidak
bisa dimatikan lagi. Mereka adalah orang-orang yang tidak bersedia
menyangkal diri, sehingga Bapa tidak dapat menemukan pribadi Anak-Nya
dalam diri mereka. (truth) Amin Semangat Hari Minggu Tuhan Yesus
Memberkati Sola Gracia Sahalom.
1) Roma 12:2 ; 2) Galatia 2:19-20 ; 3) Kolose 3:1-4 ; 4)Filipi 2:5-7 ; 5)Lukas 14:33 ; 6) Roma 8:28
amin, suatu diharga yg harus dibayar dalam mengikut Yesus sangkal diri dan pikul salib dalam mengerjakan keselamatan yang sudah dianugrahkan dengan cuma-cuma.Thanks.jrn h memberkati shaloom GBU DARI PAPUA BARAT DAYA.
BalasHapus